Monumen Pancasila Sakti
Selamat datang di blog aku.
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI Muso di Madiun dan yang kedua ialah pemberontakan G 30 S PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya.
Monumen Pancasila Sakti
dibangun atas gagasan Presiden
ke-2 Indonesia, Soeharto.
Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen ini dibangun dengan tujuan
mengingat perjuangan para Pahlawan
Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi
negara Republik Indonesia, Pancasila
dari ancaman ideologi komunis.
Keenam pahlawan revolusi tersebut adalah:
- Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani,
- Mayjen TNI R. Suprapto
- Mayjen TNI M.T. Haryono
- Mayjen TNI Siswondo Parman
- Brigjen TNI DI Panjaitan
- Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
Jenderal TNI A.H.
Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia
selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution
dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre
Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Monumen yang terletak di daerah Lubang
Buaya, Cipayung, Jakarta
Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa
pemberontakan G30S - PKI,
seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi.
Sejarah Dibangunnya Monumen
Pancasila Sakti
Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 9
Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan
Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila
dari ancaman ideologi komunis.
Monumen ini terletak Kelurahan Lubang
Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta
Timur. Di sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia,
Cilangkap, sebelah utara adalah Bandar Udara Halim
Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok
Gede,
dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah,
tempat ini merupakan tanah
atau kebun
kosong yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan
30 September 1965 (G30S).
Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang
digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S.
Sumur tua itu berdiameter 75 Cm.
Kompleks Monumen
Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 9
Hektar dan tediri dari beberapa tempat yang bersejarah Museum
Pengkhianatan PKI (Komunis), Sumur Tua
tempat membuang jenazah 7 Pahlawan
Revolusi, Rumah Penyiksaan,
Pos Komando, Dapur Umum,
Mobil-Mobil tua peninggalan Pahlawan
Revolusi dan Museum Paseban.
Museum Pengkhianatan PKI
(Komunis)
Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah
pemberontakan-pemberontakan PKI yang bertujuan menggantikan dasar negara
Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan Pancasila, sampai pada
pemberontakan kedua yang terkenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh September atau
G-30-S/PKI, diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi foto Pemberontakan PKI,
Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan
revolusi, dan beberapa diorama
yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI di
berbagai Daerah di
Indonesia.
Sumur Maut
Sumur Tua ini adalah tempat membuang 7
Pahlawan Revolusi: - Jend. Anumerta Ahmad Yani - Mayjen. Anumerta Donald
Isaaccus Panjaitan - Letjen. Anumerta M.T. Haryono - Kapten CZI Anumerta Pierre
Andreas Tendean - Letjen. Anumerta Siswandono Parman - Letjen. Anumerta
Suprapto - Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah
sumur tua yang sekarang dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , dekat
lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan jenazah Brigjen
Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa
Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun
dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jend. A.H: Nasution.
Rumah Penyiksaan
Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan
Revolusi disiksa
untuk menandatangani surat pernyataan untuk mendukung komunisme di
Indonesia,
mereka disiksa
seblum akhirnya dibunuh,
ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 pahlawan
Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI,
dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal SD
dan dialih fungsikan oleh PKI
sebagai tempat penyiksaan kejam
para Pahlawan Revolusi.
Pos Komando
Tempat ini adalah milik seorang penduduk RW
02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Tampat ini dipakai oleh pimpinan G/30S/PKI
yaitu Letkol Untung
dalam rangka perencanaan Penculikan
terhadap 7 Pahlawan Revolusi,
di dalamnya masih ada barang-barang asli yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI
seperti : 3 buah Petromaks, Mesin Jahit,
dan Lemari Kaca.
Dapur Umum
Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang
dialihfungsikan oleh PKI
sebagai dapur Umum,
rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat sarana konsumsi
anggota G30S/PKI,
oleh karaena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan Pakaian
keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan oleh
para anggota PKI
untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi saat kembali
ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hanpir semua benda di rumah
tersebut menghilang.
Museum Paseban
Museum Paseban yang terletak di Kompleks
Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Wndu Hari
Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan ini terdapat beberapa
diorama sebagai berikut:
- Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
- Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
- Penculikan Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
- Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
- Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
- Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
- Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
- Pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden (12 Maret 1967)
- Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI Muso di Madiun dan yang kedua ialah pemberontakan G 30 S PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya.
Dan adanya Ruang Relik
yang merupakan tempat dipamerkannya barang-barang, terutama pakaian
yang mereka kenakan ketika mereka d culik,
di siksa,
sampai akhirnya di bunuh,
berikut dengan hasil visum
dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualungsebuah
alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 Pahlawan
Revolusi dari dalam sumur tua.
Selain itu terdapat pula Ruang Teater
yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan jenazah Pahlawan
Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata,
dan lain-lain, masa putar rekaman ini kurang lebih 30 menit.
Dan terdapat Ruang pameran Foto yang
menyajikan foto-foto pengangkatan Jenazah Pahlawan
Revolusi dan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
BIODATA 6 PAHLAWAN MONUMEN PANCASILA
1. Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani (juga dieja Achmad Yani; lahir
di Purworejo, Jawa Tengah, 19 Juni 1922 – meninggal
di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965
pada umur 43 tahun) adalah komandan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, dan dibunuh oleh anggota Gerakan
30 September saat
mencoba untuk menculik dia dari rumahnya.
2. Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto (lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 20 Juni 1920 – meninggal
di Lubangbuaya, Jakarta, 1 Oktober 1965
pada umur 45 tahun) adalah seorang pahlawan
nasional Indonesia. Ia
merupakan salah satu korban dalam G30SPKI dan dimakamkan di Taman
Makam Pahlawan Kalibata,
Jakarta.
3. Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 20 Januari 1924 – meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965
pada umur 41 tahun) adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia yang terbunuh pada persitiwa G30S.
Ia dimakamkan di TMP Kalibata - Jakarta.
4. Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman (lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918 – meninggal
di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965
pada umur 47 tahun) atau lebih dikenal dengan nama S. Parman adalah
salah satu pahlawan revolusi Indonesia dan tokoh militer Indonesia. Ia meninggal
dibunuh pada persitiwa Gerakan
30 September dan
mendapatkan gelar Letnan
Jenderal Anumerta. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
5. Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan (lahir di Balige, Sumatera
Utara, 19 Juni 1925 – meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965
pada umur 40 tahun) adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia. Ia dimakamkan di Taman
Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
6. Mayor Jendral TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo (lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 28 Agustus 1922 – meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965
pada umur 43 tahun) adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang diculik dan kemudian dibunuh dalam peristiwa Gerakan
30 September di Indonesia.
Monumen Unix Di Dunia
ReplyDeleteAgen Sbobet